Wednesday, May 7, 2014

Andil Generasi Muda untuk Negeri

Minggu lalu saya diundang oleh Indonesian Youth Forum (IYF) untuk berbicara di depan ratusan pelajar dan mahasiswa yang sedang menyelenggarakan pertemuan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 21-24 Mei 2014. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 220 pelajar dan mahasiswa dari 26 provinsi.
Mereka yang tergabung dalam IYF berharap Presiden Indonesia yang akan datang merupakan sosok yang berhati nurani dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Bila harapan itu terwujud, sangat mungkin Indonesia akan menjadi negara yang disegani oleh negara lain dalam segala bidang. Harapan tersebut diungkapkan para peserta IYF setelah saya selesai memberikan pemaparan presentasi saya.
"Negeri ini butuh pemimpin dengan track record yang bersih, yang bisa mewujudkan keinginan kita selaku generasi penerus," ujar salah seorang dari mereka.
Saya merasa bersyukur bisa mengenal semua calon presiden Indonesia yang saat ini akan bertarung pada Pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Dengan Jokowi sendiri saya sudah lama mengenal saat dia masih menjabat sebagai Walikota Solo. Begitu pun dengan sosok Jusuf Kalla ketika Pak JK masih menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Saya harap, pilihan rakyat nanti untuk calon presiden didasarkan pada hati nurani yang jujur dan pilihan rasional, tanpa melibatkan emosi. Sehingga nanti yang terbaik yang akan terpilih dan akan bisa menjalankan roda pemerintahan dengan tegas untuk mengemban jabatan Presiden dan Wakil Presiden periode 2014–2019.
Seperti kita ketahui bersama bahwa sejarah perjalanan Republik Indonesia ini tidak bisa dilepaskan dari peran pemuda. Dari mulai perjuangan kemerdekaan, masa revolusi, hingga pada era pembangunan setelahnya. Dan kini jaman sudah bergerak sedemikian cepat. Dengan kemajuan teknologi yang melonjak berkali-kali lipat, generasi muda Indonesia harus siap dalam menghadapi tantangan jaman ke depan.
Era sekarang ini sungguh jauh berbeda dengan era-era sebelumnya, dimana kita lihat cepatnya perkembangan ICT (Information and Comunication Technology) dalam 10 tahun terakhir ini dibanding 10 atau 20 tahun lalu.
Sementara saat ini Indonesia telah berada di peringkat ke-10 dari negara-negara dengan PDB yang besarnya $0,8 Triliun. Bukan tidak mungkin dalam 10 tahun ke depan, ramalan dari McKinsey Institute yang pernah menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi 7 besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2025, bisa menjadi kenyataan. 
Kita lihat bahwa kondisi perekonomian Indonesia selama 5 tahun terakhir tumbuh sekitar 5.9% per tahun. Angka pertumbuhan tersebut jauh lebih bagus dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di Asia (Developing Asia). Bahkan ketika Global Financial Crisis 2008-2009, ekonomi Indonesia masih tumbuh sebesar 4.6%-6.0%. Hal ini menunjukkan kekuatan ekonomi domestik Indonesia yang cukup kuat terutama di sektor konsumsi.
Tantangannya adalah kualitas SDM kita yang masih belum merata. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia yang diukur melalui indikator pendidikan dan kesehatan menunjukkan kesenjangan antara wilayah Jawa dan bagian timur Indonesia. Kesenjangan tersebut tidak menunjukkan trend yang mengecil meskipun pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik.
Tahun 2020, penduduk Indonesia usia produktif (15–64 th) diperkirakan akan mencapai 50–70%, dari total populasi penduduk, atau sekitar 210 juta jiwa. Kondisi demografi seperti ini yang kita sebut sebagai Bonus Demografi, yang akan menjadi pendorong ekonomi Indonesia. Dan bila kondisi demikian ditunjang dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki pendidikan berkualitas, akan menjadi tepat-guna dan aktual menghadapi tantangan jaman.

Untuk itu saya titipkan pesan kepada anak-anak muda kalau mau maju, jangan lagi kita berfikir secara konvensional, anak-anak muda harus mampu berkreasi dalam membangun sebuah kegiatan. Karena kesuksesan itu bisa diraih lewat kemampuan kita dalam memilih personil, membangun team work yang kuat dan mampu memanfaatkan kualifikasi dari apa yang mereka miliki masing-masing tanpa melihat latar belakang setiap personil tersebut. Hal tersebut harus dapat menjadi modal kehidupan bagi anak-anak muda dalam meraih sukses kehidupan saat bertugas.
Ketika saya berumur 30 tahun, saat berpangkat Mayor, saya sudah mendirikan Den 81. Yaitu Satuan Penanggulangan Teror di Kopassus. Kemudian ketika berpangkat Letnan Kolonel, saya telah melakukan reorganisasi struktur di dalam Kopassus. Hal tersebut saya kembangkan terus-menerus sebagai perjalanan hidup saya hingga menjadi seorang Perwira, Duta Besar RI untuk Singapura, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, dan sebagai pengusaha. 
GULTOR 81 adalah contoh saya dalam bermimpi, meyakinkan atasan saya sehingga menjadi pasukan khusus di dalam pasukan khusus yang ada sampai saat ini, Detasemen Khusus Satuan 81 Penanggulangan Teror.
Sangat penting bagi generasi muda saya ingatkan untuk selalu mengembangkan kapasitas diri. Tanggap, Tanggon, dan Trengginas, adalah prinsip yang selalu saya terapkan dalam hidup.
Kaum muda harus tanggap yaitu memiliki intelektualitas tinggi, keahlian dan kemampuan. Tanggon punya mental baik dan kejujuran yang tinggi, dan trengginas yaitu anak muda harus memiliki fisik dan psikis yang kuat dalam berbagai situasi serta dapat menjadi teladan baik di lingkungannya.
Pemikiran yang matang dibutuhkan oleh generasi muda untuk ikut terlibat dalam pembangunan ekonomi ke depan, dibalut dengan kepemilikan hati yang baik karena menjadi pusat dari segala aktifitas, sehingga segala perbuatan baik akan bermanfaat pula bagi kepentingan banyak.
Jangan lupa dengan badan juga harus sehat, tidak terkontaminasi dengan persoalan negatif, seperti obat-obatan terlarang dan lainnya yang justru akan merusak kesehatan, karena anak-anak muda sebagai generasi masa depan yang memegang Indonesia selanjutnya.
Seperti saya katakan tadi bahwa pintar saja itu tidak cukup, disamping otak harus bagus, hati bagus, juga badan harus sehat. Sekarang banyak pejabat pintar tapi hatinya maling. Kejujuran itu penting. Salah satu calon presiden yang akan bertarung nanti, yaitu Jokowi, ia bisa populer karena refleksi dari kejujurannya. Karena dari hasil asil survei yang dilakukan oleh Prof. William R. Liddle bersama Saiful Mujani Research Center, menunjukkan bahwa 52 persen rakyat menginginkan pemimpin yang jujur.
Maka tahun 2014 ini merupakan sebuah momen yang krusial. Anak-anak muda dituntut untuk berperan aktif dalam mengawal pemerintahan yang bersih. Untuk itu kita harus mampu memilih pemimpin yang diharapkan rakyat, yaitu yang jujur dan cinta rakyat.
Untuk generasi muda, saya pesan kepada semua beranilah untuk bermimpi! Dan jadikan mimpi-mimpi itu menjadi suatu rencana, untuk lalu Anda laksanakan agar mampu untuk mewujudkan mimpi Anda menjadi nyata. Demi keemasan Indonesia yang kondusif untuk pemuda dalam menghasilkan karya-karya nyatanya. Maka pemuda harus tampil sebagai solusi yang menentukan nasib bangsa Indonesia selanjutnya.
sumber : http://www.luhutpandjaitan.com/

No comments:

Post a Comment