Protokol
Data Unit (PDU) merupakan sebuah layered data delivery
system yang berkomunikasi dengan sebuah perangkat jaringan (network
device) atau dengan protocol pada komputer yang sama. Terdapat lima protocol
data unit layer, namun layer kelima dan diatasnya diklasifikasikan sebagai
layer yang sama, sehingga dapat terdiri lebih dari lima lapisan (layer).
Satu-satunya
lapisan fisik (physical layer) yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
hardware adalah layer pertama (first layer), di mana mengirimkan informasi
dalam kode biner, bit demi bit. Ketika data ditransfer, mereka memulainya pada
layer tertinggi (highest layer) dan mengalir ke bawah (stream down), dengan
setiap layer menambahkan sebuah layer head. Layer kedua (second layer)
menambahkan sebuah footer dan mengkonversi atau mengubah data ke dalam bit
untuk layer pertama, dan informasi pun dikirim.
Baik
jaringan dan program yang berjalan pada komputer yang sama perlu berkomunikasi
dan bertukar data untuk berfungsi. Protocol data unit digunakan sebagai paket
untuk membuat dan mengantarkan data tersebut di antara dua protocol atau di
antara dua proses.
Terdapat
beberapa layer untuk paket-paket data (data packet), di mana semakin banyak
layer maka akan semakin jauh data dari physical level. Layer 1 merupakan
layer yang spesial ketika dibandingkan dengan protocol data unit layer lainnya,
karena layer ini menggunakan sebuah header atau footer untuk membuat data
packet.
Internet protocol suite atau TCP/IP (singkatan
dari Transmission Control Protocol/Internet
Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan
oleh komunitas internetdalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke
komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini
tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan
protokol (protocol suite). Protokol
ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data
tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak(software)
di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada
perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack
Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal
1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer
dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan
sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme
transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja.
Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut
sebagai alamat IP (IP
Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat
saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga
bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan
sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft
Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk
jaringan yang heterogen.
Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat
semakin banyaknya kebutuhan terhadap jaringan
komputer dan Internet.
Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet
Society (ISOC), Internet
Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF).
Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan
konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang
dikeluarkan oleh IETF.
Arsitektur
TCP/IP tidaklah berbasis model referensi
tujuh lapis OSI, tetapi
menggunakan model referensi
DARPA. Seperti
diperlihatkan dalam diagram, TCP/IP merngimplemenasikan arsitektur berlapis
yang terdiri atas empat lapis. Empat lapis ini, dapat dipetakan (meski tidak
secara langsung) terhadap model referensi OSI. Empat lapis ini, kadang-kadang
disebut sebagai DARPA Model, Internet Model, atauDoD Model, mengingat
TCP/IP merupakan protokol yang awalnya dikembangkan dari proyek ARPANET yang dimulai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Setiap
lapisan yang dimiliki oleh kumpulan protokol (protocol suite) TCP/IP
diasosiasikan dengan protokolnya masing-masing. Protokol utama dalam protokol
TCP/IP adalah sebagai berikut:
· Protokol lapisan
aplikasi: bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi
terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP),File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP),
dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa implementasi stack protokol, seperti
halnya Microsoft TCP/IP,
protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka Windows Sockets(Winsock)
atau NetBIOS over TCP/IP (NetBT).
· Protokol lapisan antar-host:
berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi yang
bersifat connection-oriented atau broadcast yang
bersifat connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP)
dan User Datagram Protocol (UDP).
· Protokol lapisan internetwork:
bertanggung jawab untuk melakukan pemetaan (routing)
dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi
paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet
Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP), Internet Control Message Protocol (ICMP),
dan Internet Group Management Protocol(IGMP).
· Protokol lapisan
antarmuka jaringan: bertanggung jawab untuk meletakkan frame-frame
jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan
banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport dalam LAN (seperti
halnya Ethernet dan Token Ring), MAN dan WAN (seperti
halnya dial-up modem yang
berjalan di atasPublic Switched Telephone Network (PSTN), Integrated
Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode (ATM)).
Dikarenakan TCP/IP adalah serangkaian protokol di mana setiap
protokol melakukan sebagian dari keseluruhan tugas komunikasi jaringan,
maka tentulah implementasinya tak lepas dari arsitektur jaringan itu sendiri.
Arsitektur rangkaian protokol TCP/IP mendifinisikan berbagai cara agar TCP/IP
dapat saling menyesuaikan.
Karena TCP/IP merupakan salah satu lapisan protokol Model OSI,
berarti bahwa hierarki TCP/IP merujuk kepada 7 lapisan OSI tersebut. Tiga lapisan
teratas biasa dikenal sebagai "upper level protocol" sedangkan empat
lapisan terbawah dikenal sebagai "lower level protocol". Tiap lapisan
berdiri sendiri tetapi fungsi dari masing-masing lapisan bergantung dari
keberhasilan operasi layer sebelumnya. Sebuah lapisan pengirim hanya
perlu berhubungan dengan lapisan yang sama di penerima (jadi misalnya lapisan data
link penerima hanya berhubungan dengan lapisan data link pengirim)
selain dengan satu layer di atas atau di bawahnya (misalnya lapisan
network berhubungan dengan lapisan
transport di atasnya atau dengan lapisan data link di bawahnya).
Model dengan menggunakan lapisan ini merupakan sebuah konsep yang
penting karena suatu fungsi yang rumit yang berkaitan dengan komunikasi dapat
dipecahkan menjadi sejumlah unit yang lebih kecil. Tiap lapisan bertugas
memberikan layanan tertentu pada lapisan diatasnya dan juga melindungi lapisan
diatasnya dari rincian cara pemberian layanan tersebut. Tiap lapisan harus
transparan sehingga modifikasi yang dilakukan atasnya tidak akan menyebabkan
perubahan pada lapisan yang lain. Lapisan menjalankan perannya dalam pengalihan
data dengan mengikuti peraturan yang berlaku untuknya dan hanya berkomunikasi
dengan lapisan yang setingkat. Akibatnya sebuah layer pada satu sistem tertentu
hanya akan berhubungan dengan lapisan yang sama dari sistem yang lain. Proses
ini dikenal sebagai Peer process.
Dalam keadaan sebenarnya tidak ada data yang langsung dialihkan
antar lapisan yang sama dari dua sistem yang berbeda ini. Lapisan atas akan
memberikan data dan kendali ke lapisan dibawahnya sampai lapisan yang terendah
dicapai. Antara dua lapisan yang berdekatan
terdapat interface (antarmuka). Interface ini
mendifinisikan operasi dan layanan yang diberikan olehnya ke lapisan lebih
atas. Tiap lapisan harus melaksanakan sekumpulan fungsi khusus yang dipahami
dengan sempurna. Himpunan lapisan dan protokol dikenal sebagai "arsitektur
jaringan".
Protokol TCP/IP menggunakan dua buah skema pengalamatan yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah komputer dalam sebuah jaringan atau
jaringan dalam sebuah internetwork, yakni sebagai berikut:
· Pengalamatan
IP: yang berupa alamat logis yang terdiri atas 32-bit (empat oktet berukuran
8-bit) yang umumnya ditulis dalam format www.xxx.yyy.zzz.
Dengan menggunakan subnet mask yang diasosiasikan dengannya,
sebuah alamat IP pun dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni Network
Identifier (NetID) yang dapat mengidentifikasikan jaringan lokal dalam
sebuah internetwork dan Host
identifier (HostID) yang dapat mengidentifikasikan host dalam jaringan
tersebut. Sebagai contoh, alamat205.116.008.044 dapat
dibagi dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.000 ke
dalam Network ID 205.116.008.000 dan Host
ID 44. Alamat IP merupakan kewajiban yang harus ditetapkan untuk
sebuah host, yang dapat dilakukan secara manual (statis) atau
menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
(dinamis).
· Fully qualified domain name (FQDN):
Alamat ini merupakan alamat yang direpresentasikan dalam nama alfanumerik yang
diekspresikan dalam bentuk <nama_host>.<nama_domain>, di mana
<nama_domain> mengindentifikasikan jaringan di mana sebuah komputer
berada, dan <nama_host> mengidentifikasikan sebuah komputer dalam
jaringan. Pengalamatan FQDN digunakan oleh skema penamaan domain Domain Name
System (DNS). Sebagai contoh, alamat FQDN id.wikipedia.orgmerepresentasikan
sebuah host dengan nama "id" yang terdapat di dalam domain jaringan
"wikipedia.org". Nama domain wikipedia.org merupakan second-level
domain yang terdaftar di dalam top-level domain .org, yang terdaftar dalam root DNS, yang memiliki
nama "." (titik). Penggunaan FQDN lebih bersahabat dan lebih mudah
diingat ketimbang dengan menggunakan alamat IP.
Akan tetapi, dalam TCP/IP, agar komunikasi dapat berjalan, FQDN harus
diterjemahkan terlebih dahulu (proses penerjemahan ini disebut
sebagai resolusi nama) ke dalam alamat IP dengan
menggunakan server yang menjalankan DNS, yang disebut dengan Name
Server atau dengan menggunakan berkas hosts (/etc/hosts atau %systemroot%\system32\drivers\etc\hosts) yang
disimpan di dalam mesin yang bersangkutan.
PDU mode adalah format message dalam hexadesimal octet dan semi –desimal
octet dengan panjang mencapai 160 (7 bit default alphabet) atau 140 (8 bit)
karakter. Kelebihan menggunakan mode PDU ini adalah enkoding dapat dilakukan
sendiri oleh pengguna yang tentunya harus pula didukung oleh hardware dan
operator GSM, selain itu juga dapat melakukan kompresi data, menambahkan nada
dering dan gambar pada pesan yang akan dikirim. Beberapa tipe encoding yang
umum digunakan adalah “PCCP437”, “PCDN”, “8859-1”, “IRA” dan “GSM”
SMS Submit PDU
PDU untuk mengirim SMS terdiri atas sembilanheader sebagai berikut
1. Service Center Address(SCA)
Memiliki 3 komponen utama yaitu len, type ofnumber, dan BCD digits:
Oleh karena panjang SMSC adalah 0, fieldfield yang lain dapat diabaikan.
SMSC yang digunakan adalah SMSC yang terdapat pada SIM Card berdasarkan
perintah “AT+CSCA”
2. Protokol Data Unit(PDU) Type
Nilai default dari PDU untuk SMS-Submit adalah 11h.
3. Message Reference(MR)
Nomor referensi akan diberikan otomatis oleh alat, jadi kita menset 0
atau dalam heksa 00.
4. Destinition Address (DA)
Penulisan format Destinition Address sama dengan Originator Address
5. Protokol Identifier(PID)
Pada contoh di atas, PID adalah 00
6. Data Coding Scheme (DCS)
Pada contoh di atas, DCS adalah 00. Terdapat dua skema encoding yaitu
skema 7 bit dan skema 8 bit. Jika menggunakan skema 7 bit maka digunakan
bilangan heksadesimal 00 sedangkan untuk skema 8 bit digunakan bilangan
heksadesimal > 1.
7. Validity Period(VP)
Pada contoh di atas, VP adalah AA, atau 170d, 170-166=hari. Agar tidak
mempunyai batasan validitas SMS, bagian ini diijinkan untuk diskip saja.
8. User Data Length (UDL)
Pada contoh di atas UDL adalah 09.
9. .User Data(UD)
Pesan “kirim sms” dikodekan 7 bit default alphabet sehingga harus
di-enkode menjadi 8 bit (octets), yaitu “EBB43CDD06CDDB73” untuk SMS deliver
SMS Deliver PDU
PDU untuk menerima SMS terdiri atas delapan header sebagai berikut:
1. Service Center Address(SCA)
Memiliki 3 komponen utama yaitu len, type of number, dan BCD digits:
Oleh karena panjang SMSC adalah 0, fieldfield yang lain dapat diabaikan.
SMSC yang digunakan adalah SMSC yang terdapat pada SIM Card berdasarkan
perintah “AT+CSCA”
2. Protokol Data Unit(PDU) Type
Untuk SMS terima = 4, jadi bilangan heksanya adalah 04.
3. Original Address(OA)
4. Protokol Identifier(PID)
Nilai default dari PID adalah 00 =”standart text-SMS”. Pada contoh di
atas PID adalah 00
5. Data Coding Scheme (DCS)
Pada contoh di atas, DCS adalah 00.
6. Service Center Time Stamp(SCTS)
Pada contoh di atas, SCTS adalah 30503161403482 Penulisan di atas
dibalik.
7. User Data Length (UDL)
Pada contoh di atas UDL adalah 0A. UDL menunjukkan panjang User Data(UD)
8. .User Data(UD)
Pesan “kirim sms” dikodekan 7 bit default alphabet sehingga harus
di-enkode menjadi 8 bit (octets), yaitu “F4B23CDD0E83E6ED39” untuk SMS
transfer.
sumber : http://bonjour-ict-mfr.blogspot.com/2013/06/protokol-data-unit.html#.U4_1h_mSwzw
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
ReplyDeleteKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com